Doni; Sungguh Malang Nasibmu

Diceritakan ada seorang kakek yang suka sekali dengan cucunya, sebut saja Doni. Doni adalah cucu kakek Somad satu-satunya, ia telah ditinggalkan oleh kedua orang tuanya pada saat usianya masih kecil, kira-kira 7 bulan. Orang tua Doni tertabrak kendaraan, sepulang dari pasar untuk belanja kebutuhan Doni dan sang kakek.

Sudah enam tahun Doni ditinggalkan orang tuanya, hanya sang kakek lah yang menjadi teman hidupnya. Bahkan sang kakek ia anggap sebagai orang tuanya sendiri. Doni tak tahu nasibnya jika ia tidak memiliki kakek, mungkin ia sudah berada di jalanan.

Doni tak memiliki keluarga lagi. sang kakek lah yang setiap waktu menjadi pijakan dan tempat curhatnya.

Kadang ia juga sering menanyakan kepada sang kakek, tentang orang tuanya. “Kek, bapak dan mamah Doni kok belum pulang-pulang. Padahal orang tua Herman kalau lebaran sering pulang.. tapi Bapak dan Mamah Doni kok gak pernah pulang…” Ucap Doni kepada sang kakek sambil berlinangan air mata.

Sang kakek tak tega dan belum siap memberitahu Doni tentang cerita sebenarnya. sang kakek hanya mengatakan “Bapak dan Mamahmu lagi kerja di jauh sana… jadi gak cukup ongkosnya untuk pulang..” sang kakek tak tega dan sambil menahan air matanya. Dalam hatinya, sang kakek berkata “Maafkan kakek Doni.. sudah membohongi kamu.. tetapi kakek belum siap dan tega memberi tahu yang sebenarnya.. maafkan kakek.

Doni kadang sering iri dengan teman-temannya yang setiap tahun bisa bertemu dengan orang tuanya. Sedangkan ia hanya mendapatkan jawaban yang sama dari sang kakeknya. “Pak.. mah.. cepat pulang.. Doni kangen dan ingin seperti teman-teman… di mana mamah sekarang?? dimana bapak sekarang..?? cepat pulang ya.. Doni kangen”.

Sang kakek yang mendengar celotehan sang cucu, hanya bisa menangis tersedu-sedu. Ia merasa bersalah kepada cucu kesayangannya tersebut.

---oOo---

Google Plus
    Komentar Lewat Blog
    Komentar Lewat Facebook

0 komentar:

Posting Komentar