Tak Boleh Berlebihan

Sepulang dari Masjid Kauman, kami mampir di tempat makan yang biasa kami kunjungi. Tapi malam itu begitu berbeda. Pelayanan nya sungguh tidak bisa, hingga kami harus menunggu lumayan lama. Bahkan beberapa orang yang memesan di meja sebelah kami juga merasakan hal yang sama. Saya mengetahui hal itu dari gerak gerik merek yang gelisah, serta sesekali mendatangi tempat pemesanan.

Bagi kami sungguh ini tak biasa. Awalnya kami membicarakan salah satu tempat makan yang penyajiannya super lama. Bahkan kami juga pernah memesan duluan, tapi pesanan itu tidak pernah datang. Lebih kecewa lagi ketika pengunjung yang datang setelah kami malah di dahulukan. Sungguh yang seperti ini membuat emosi dan mangkel di hati.

Untung masih punya hati dan mengingatkan pemiliknya. Tak lupa, sepulang dari makan biasanya saya berikan saran agar tidak diulangi lagi. Alangkah baiknya dicatat dan ditempelkan. Nanti ketahuan mana yang pesan duluan dan dapat duluan. Saya rasa, cara yang demikian lebih efektif dari pada harus masih menggunakan cara lama.

Setelah menunggu lama, akhirnya pesanan kami datang juga. Kami memsan Sop Ayam dua mangkuk dan tempe satu setengah porsi (enam potong). Tak lupa ada juga sepotong kol, setangkai daun kemangi dan satu potong mentimun. Tak ketinggalan juga yang selalu kami cari, yaitu sambal terasi goreng. Selain aromanya yang khas, pedasnya juga pas.

Karena sudah lama menunggu dan rasa lapar sudah tak tertahankan, akhirnya muncul niat untuk membalas dendam. Kuambil nasi dengan ukuran porsi yang agak besar, tapi karena bisanya tidak habis, akhirnya niat itupun kuurungkan. Kami makan dengan lahapnya, sampai-sampai sambalnya habis tak tersisa. Justru yang masih tersisa adalah tempenya.

Kenapa kami memesan sop? sebab malam-malam sebelumnya ketika ingin makan sop, ternyata sang pemilik tidak jualan. Akhirnya pada malam ini kesampaian juga. Perut kami terasa begitu kenyang dan rasanya sudah tidak tahan untuk tiduran. Mungkin karena efek terlalu kenyang. Sehingga shalat tarawih yang tadinya mau ditunaikan setiba di asrama, malah dinanti-nanti.

Setelah di kamar beres-beres dahulu, dan melakukan aktivitas sperti bisa. Tapi karena kasur yang menggoda, saya pun tak kuasa. Ndilalah bangun-bangun sudah waktunya sahur. Tapi karena masih kenyang memilih untuk mengakhirkan, sambil tiduran lagi. Eh, tiba-tiba terdengar sudah saatnya imsak. Dalam kondisi tiduran dan masih dalam kondisi ngantuk, akhirnya langsung berniat untuk puasa.

Entah apa yang terjadi rasa kantuk itu tiba-tiba datang lagi. Sekitar pukul sepuluh pagi saya tiduran, tapi rasa pegal-pegal itu seolah datang kembali. Tanpa sadarkan diri saya pun langsung tertidur pulas. Lagi-lagi bangun sudah setengah satu siang.

Ya Allah alangkah dzalim dan lalai hambamu ini akibat berlebihan.  Ya Allah, terimalah tobatku.

Ramadhan hari ke - 2


Google Plus
    Komentar Lewat Blog
    Komentar Lewat Facebook

0 komentar:

Posting Komentar