Kejahatan Korporasi

Semua berawal dari korporasi. Perusahaan menciptakan barang dan akhirnya merubah kebiasaan hidup manusia. Dan demi keuntungan itu pula, maka barang yang diciptakan memiliki sistem berkaitan atau dengan kata lain ada ketergantungan dengan barang tersebut.

Kalau dalam zat, mungkin kita kenal dengan istilah zat candu atau kafein. Orang yang mengkonsumsinya akan terus terikat, dan akhirnya tidak bisa lepas dari barang tersebut. Contohnya adalah produk rokok. Seekstrim apapun tulisan dan gambar yang di pajang di bungkusnya, tidak akan memengaruhi penikmatnya.

Contoh lain lagi, anda tahu lampu LED? Kenapa di lampu itu semua diciptakan dengan batas waktu yang ditentukan. Kenapa tidak dibuat tanpa batas, hingga rusak sendiri. Di bungkus lampu ada keterangan daya hidup lampu tersebut hanya lima ribu jam dan sebagainya.

Jelas, Ini tanda permainan sebuah korporasi. Ada keuntungan yang mereka cari, selain itu juga merka membuat konsumen sengaja diubah gaya hidupnya dengan barang cipataannya tersebut. Musuh sesungguhnya yang tidak kita sadari adalah mereka. Mengapa banyak yang tidak menyadari akan hal ini? Sebab keberadaan korporasi dengan barang tersebut merupakan paradoks.

Disebabkan keburukannya itu dibungkus dengan kebaikan maka akhirnya kini keburukan yang nyata telah berubah menjadi tersamarkan atau malah seratus persen telah menjadi baik. Sebagai orang yang awam, ini penilaian saya secara pribadi. Mungkin ini sifatnya subjektif dan bisa berbeda dengan pendapat orang lain. Tetapi inilah yang harus kita buka dan sadari semuanya.

Dalam sebuah media cetak ternama, saya pernah membaca terkait berita terkait korporasi yang masuk ke ranah politik dan menempel ketat para pemangku jabatan strategis. Kenapa dilakukan? Sebab para para pemimpin yang diamanahi rakyat memiliki kebijakan-kebijakan. Maka para korporasi berusaha memuluskan rencana mereka dan rela memberikan sejumlah uang untuk kepentingan izin dan lain sebagainya.

Masih ingatkah juga terkait keanehan perusahaan yang katanya hanya sedikit yang memberikan sumbangan untuk pemilihan presiden? Demikian bunyi kalimat salah satu lembaga yang mengkritisi keterlibatan korporasi di dalam dunia perpolitikan Indonesia. Secara tidak langsung, jelas ada politik balas budi dari atau atas perusahaan nantinya. Bisa jadi proyek jalan tol juga sebetulnya dari para pengusaha yang banyak ngedoping sebelum pemilihan.

Hal ini sejalan dengan apa yang dijelaskan dalam bukunya Tere Liye yang berjudul Negeri Para Bedebah, bahwa musuh besarnya atau dedengkot penjahat sebetulnya adalah mereka yang kaya yang memiliki kekayaan tak terhingga. Sebab, dengan kekayaannya tersebut, semua dapat dibeli, dimiliki, bahkan diperlakukan sesuka hati. Permasalahan hukum? Jangan ditanya, itu mah perkara mudah, apa sih yang tidak bisa bisa dibeli! "Pake uang, semua beres". \Amha.
Google Plus
    Komentar Lewat Blog
    Komentar Lewat Facebook

0 komentar:

Posting Komentar