Ungkapan Part #1

Apa yang akan anda rasakan ketika berada di posisi saya? Anda memiliki seorang pasangan yang sangat anda sayangi dan anda cintai. Suatu ketika pasangan anda terkena sakit yang begitu dahsyat. Apakah anda tega membuat ia sendirian melawan rasa sakitnya, tentu  tidak bukan. Nah itulah yang saat ini saya alami, dan saat ini saya jalani.

Sewaktu sama-sama sehat kita sering banget berantem, alasannya sih hanya sepele. Tetapi begitu saya tahu pasangan saya memiliki penyakit yang begitu dahsyat, saya pun berubah seratus delapan puluh derajat. Walaupun dulu kita sering berantem, tetapi sedikitpun saya tidak memiliki perasaan untuk membencinya dan meninggalkannya. Perasaan saya kepadanya tetap sama, tak sedikitpun berubah.

Jika anda berpikir setelah tahu pasangan saya memiliki penyakit, lalu kemudian saya akan meninggalkannya! Jika anda berpikir demikian anda salah besar, terlalu naif dan tidak memiliki perasaan. Saya sudah merasa nyaman, sreg, dan cocok. Jadi tak mungkin semuanya saya tinggalkan hanya karena masalah yang sepele seperti ini. Dulu saya membangunnya dengan cara yang begitu sulit, masak harus berakhir? Sekali lagi saya katakan tentu TIDAK!!

Perasaan sayang ini sudah begitu kuat dan tak bisa lagi dikalahkan oleh perasaan apapun. Dulu semenjak saya bertemu dengan pasangan saya pertama kali, saya katakan bahwa saya sudah merasa yakin dan ingin selamanya hidup bersama, apapun resiko dan kesulitannya. Ketika pertama bertemu saya sudah memantapkan diri untuk benar-benar memilihnya.

Saya pernah berbicara seperti ini : “saya ingin hidup bersama kamu nantinya, tetapi maaf jika saya tidak bisa membahagiakan kamu. Kalau kamu siap hidup susah dengan saya ya ayo, tapi kalau gak mau susah ya mendingan silakan pergi....” saya ingat betul ucapan itu yang saya lontarakan padanya.

Maksud dari kata-kata ini adalah, kesenangan sudah menjadi hal yang lumrah dan sudah menjadi tujuan siapapun, sehingga tak perlu dipersiapkan mental yang kuat untuk menerimanya. Tapi ketika menerima kesusahan perlu dan harus dengan mental yang begitu kuat.

Dengan kalimat tersebut bukan berarti lepas tanggungjawab dan tidak berniat membahagiakan. Tetapi dari ungkpan di atas menyimpan sebuah pesan positif yang mengisyaratkan bahwa kelak ketika saya sudah sekuat tenaga berusaha-banting tulang, tetapi tak kunjung berhasil. Intinya mau enggak sih kalau suatu ketika kita hidup dalam posisi di bawah, sebab posisi kita tidak selamanya berada di atas.

Neng sabar ya.... Kelak kita akan bersama dan bisa melewati ini semua dengan indah”. Saya ingat betul film yang berjudul “Cinta Brontosaurus” dalam film itu dikatakan bahwa cinta itu akan ada masa kadaluwarsa. Kalau lagi pacaran terus kadaluwarsa, kan bisa putus. Tapi kalau sudah menikah keputusan terakhirnya adalah cerai, tentu sangat menyakitkan.

Dan ini tidak saya inginkan dalam kehidupan saya. Meskipun kelak masalah itu akan semakin variatif dan tidak diduga-duga. Tetapi sebisa mungkin semua masalah tersebut akan diselesaikan dengan kepala dingin dan dengan segala pertimbangan. Sehingga akan melahirkan kekuatan yang baru.

Tapi, di film tersebut dibantah. Seiring dengan berjalannya waktu, ia (Dhika) akhirnya merngerti maksud dari arti cinta kadaluwarsa tersebut. Cinta itu sederhana, “aku sayang dia..” tanpa harus ada alasan. Meski sering bertengkar kemudian baikan lagi, nah yang kayak gitu itu hanya bumbu percintaan. Toh pada akhirnya akan happy ending.

Teruntuk seseorang yang jauh di sana. Semoga ia membacanya juga

Google Plus
    Komentar Lewat Blog
    Komentar Lewat Facebook

0 komentar:

Posting Komentar