Tutup Botol Macet

Pernah menemukan tutup botol yang sulit dibuka alias macet? Seorang kawan Anda, A, mungkin menawarkan bantuan membukanya. Dia gunakan ujung kaosnya untuk membungkus tutup supaya tidak licin. Gagal. Seorang kawan yang lain, B, mencoba menggunakan cara yang lain. Tetap gagal. Merasa tertantang, seorang kawan Anda yang lainnya lagi, C, mengerahkan kekuatannya untuk membuka, dengan teknik yang lain. Berhasil!

Apa yang dikatakan C? Dia merasa satu-satunya yang berjasa dalam membuka tutup botol macet tersebut. Betulkah kenyataannya demikian? Tidak. C lupa bahwa A dan B juga mempunyai andil dalam membuka tutup botol macet tersebut. Bisa jadi setelah A dan B putar, tutup botol sedikit longgar namun tidak cukup untuk menjadikannya terbuka. C adalah yang memungkasinya, denganassist dari dua yang lain, mirip ketika Neymar memberikan umpan matang ke depan gawang kepada Messi. Dalam kasus jelas, bahwa C “berhutang” kepada A dan B.

Bagaimana kalau memang yang dilakukan A dan B benar-benar tidak melonggarkan tutup botol barang sedikitpun? Apakah C berhak mengklaim semua keberhasilannya? Tetap tidak. C dapat membuka tutup botol dengan tekniknya karena tahu bahwa teknik yang digunakan A dan B tidak berhasil. C belajar dari kegagalan. Inilah yang disebut dengan path-dependence, ketika sebuah keputusan yang diambil dipengaruhi oleh keputusan-keputusan sebelumnya, meskipun keputusan-keputusan ini sudah dianggap tidak relevan.

Apa moral cerita dari tutup botol macet ini? Pertama, jangan mudah melupakan atau menafikan kontribusi yang diberikan pendahulu kita. Belajarlah menghargai mereka meskipun kadang tidak mudah. Kedua, jika kita gagal, jangan malu menceritakannya kepada orang lain. Hal ini penting supaya mereka tidak mengulangi kesalahan kita. Terlalu banyak cerita kesuksesan yang diumbar banyak orang, tetapi sangat sedikit yang sebaliknya. Cerita sukses memberikan inspirasi. Cerita gagal memberikan peringatan. Ketiga, ketika berhasil jangan besar kepala. Kita sangat mungkin berhutang banyak kepada orang lain, baik secara langsung maupun tidak langsung.

fathulwahid.wordpress.com/

Google Plus
    Komentar Lewat Blog
    Komentar Lewat Facebook

0 komentar:

Posting Komentar