Antara Banten dan Jogja (2)

Sekitar pukul 02 dini hari, kami memutuskan untuk berziarah dengan penziarah yang lain. Alasan kami waktu itu adalah karena rasa lelah yang ada sudah berkurang, meskipun sebertulnya kami belum bisa memejamkan mata. Selesai berziarah, barulah kami bisa memejamkan mata di dalam masjid sambil menunggu waktu subuh tiba.

Meski tidurnya sebentar, lantaran hanya bisa tidur dalam keadaan duduk tetap kami syukuri. Selepas subuh tadinya kami akan langsung menuju stasiun, tapi karena masih ingin memejamkan mata, kami pun memilih untuk melanjutkan tidur selepas subuh. Akhirnya kami pun terlambat dan ketinggalan kereta.

Ketika sampai ke staisun, tak banyak yang bisa kami lakukan. Menunggu pun rasanya tak mungkin, karena jadwal kereta akan ada lagi nanti, sekitar pukul 12.00 siang. Hanya lemas yang kurasa kala mendengar penjaga stasiun mengabarkan info tersebut kepada kami. Hanya bisa tertunduk lemah dan memikirkan jalan lain.

Sekitar 15 menit berlalu, barulah muncul dua orang perempuan yang sama nasibnya dengan kami. Tanpa ragu kutanya keduanya.

"Kemana teh? mau pulang..?" Tanyaku singkat,

"Iyah ini mau pulang, pulangnya ke Rangkasbitung.." Jawabnya.

Aku yang lagi duduk langsung bangun dan mencoba mendekati mereka. Itung-itung cari teman ngbrol aja. Kalu bisa, kan lebih seru dan rame teman ngobrolnya.

"Wah kebetulan dong, kita juga mau pulang. Tapi turunnya di Cikeusal.. Nomong-ngomong Rangkasnya dimana?" Tanyaku.

"Selahaur, mama Dim" jawab mereka.

Aku hanya diam beberapa saat, karena tidak tahu tempat yang merek sebutkan. Dan coba kutanyakan beberapa pertanyaan lain.

"Abis dari Banten juga ya?, Tadi lewat mana ke stasiunnya?"

"Iya, kami lewat rumah-rumah penduduk kok, lebih dekat malahan..."

"Waduh, ternyata kami salah jalan ya.. Tadi kami Ngikutin rel kereta api malah.."

"Btw, daripada disini nunggu sampe tengah hari bosen juga.. gimana kalo kita jalan ajah.. soalnya ke stasiun sana, deket kok. Kita telusuri ajah rel kereta ini, gak bakal tersesat kok.. " Timpalku.

Mereka pun menyanggupinya. Padahal aku pun tidak tahu jarak stasiun Karangantu ke stasiun Serang. Tapi berkat pendekatan persuasif akhirnya mereka pun mau mengikuti ajakanku. Dalam perjalanan itulah kami berkenalan dengan mereka. Dari sana juga kami merasa dekat dan seolah-olah sudah kenal lama.

Tak terasa langkah kami semakin jauh, tapi tak kunjung tiba di tempat tujuan. Akhirnya salah satu dari kami mengusulkan untuk bertanya ke salah satu penduduk. Dari situlah kami dapat petunjuk untuk langsung naik angkutan saja. Karena sudah merasa capek dan sepatu Teh Aida juga jebol akhirnya usulan itu diterima.

Angkutan itu membawa kami ke staisun Serang. Karena sebentar lagi memasuki waktu dzuhur kami pun memilih mencari mushola untuk beristrahat. Dari sana kami merasa akrab, dan seolah sudah seperti teman lama. Selepas Shalat kami menyantap mie rebus yang sudah dipesan sebelum shalat. Shalat sudah, perut sudah diisi juga, maka kami kembali ke stasiun Serang.

Tak berapa lama di stasiun, jeritan pluit begitu jelas terdengar. Tanda kereta sebentar lagi akan tiba. Semua bersiap-siap dan mengecek barang bawaan masing-masing. Kereta Merak - Jakarta pun berhenti di depan kami. Setelah berhenti beberapa menit dan penumpang sudah masuk semua, kereta pun membawa kami ke tempat tujuan.

Tak banyak yang bisa kami lakukan di dalam kereta. Mau ngobrol, begitu berisik dan kondisi kereta begitu ramai. Akhirnya aku punya inisiatif untuk memberikan secarik kertas dan pulpen. Kuminta nomor handphone mereka berdua. Sebab suatu saat pasti berguna, dan pertemuan ini tidak hanya pertemuan biasa.

Suara klakson dari kereta sudah terdengar. Bertanda sebentar lagi akan sampai di stasiun Cikeusal, stasiun tujuan Aku dan Erik. Rasanya berpisah dengan mereka begitu berat dan waktu seharian yang kami lewati begitu pendek. Jika waktu bisa diulang, maka kami akan memilih untuk berlama-lama dengan mereka. Aku dan Erik meyakini bahwa mereka juga merasakan hal yang sama.

"Kenal sebentar, tapi rasanya sudah berteman sejak lama." Itulah yang kurasakan terhadap mereka.

Bersambung...

Google Plus
    Komentar Lewat Blog
    Komentar Lewat Facebook

0 komentar:

Posting Komentar