Pesan Pada Saat Mudik

PESAN MUDIK

MUDIK merupakan sebuah acara yang selalu dinantikan oleh kita, terutama bagi yang belum berkesempatan untuk menengok kampung halaman nun jauh di sana. Tetapi mudik juga merupakan ritual tahunan yang kadang ada sesuatu yang hilang jika tidak melakukannya. Wajib sih tidak, hanya saja ada rasa yang kurang jika tidak menyempatkan diri untuk menengok kampung tempat kita dilahirkan dahulu kala.

Momen kebersamaan inilah sejatinya yang diinginkan oleh setiap orang, ini pulalah inti dari mudik itu sendiri. Setelah sekian lama berpisah dan berpencar ke berbagai daerah, maka ketika dalam satu waktu, semua keluarga berkumpul kembali. Kapan lagi ada momen sebaik ini, sehebat ini, seistimewa ini? Jika hari-hari biasa atau libur biasa, jarang yang bisa menyempatkan waktunya malah. Jadi, inilah waktunya untuk berkumpul bersama.

Kesempatan terbaik ini sepertinya akan hilang dan seolah tidak berharga lagi, alasannya yaitu adanya komunikasi virtual yang dapat memotong jarak dan waktu. Tidak perlu capek-capek pulang, toh cukup video call sudah cukup. Atau bisa lewat telepon dan SMS kalau ada hal-hal yang penting. Semuanya tinggal menunggu waktu saja.

Entah disadari atau tidak, secara perlahan dan pasti bahwa perlilaku orang kampung pun sudah sekian derajat berubahnya. Apalagi setelah mengenal yang namanya handphone android, punya kaun media social dan mulai pintar berselancar di dunia maya. Ini bahaya dan mengkhawatirkan!

Keracunan gawai sudah merambat ke pelosok-pelosok desa, bahkan ke kampung-kampung. Mirisnya, mereka hanya menerima bulat-bulat apa yang disajikan di dunia maya tersebut, tanpa menyaringnya terlebih dahulu. Padahal, bagi yang sudah menyadari akan bahaya ini, justru malah menjaga jarak dan sekecil mungkin untuk tidak bersentuhan dengan dunia maya.

Inti dari tulisan ini: pesan pertama, hargai orang yang sudah capek-capek mudik dan berkunjung ke rumah. Cara terbaiknya adalah, tidak menghidupkan atau memainkan alat komunikasi ketika sedang berkumpul bersama. Nikmatilah kebersamaan tersebut dengan sepenuhnya, jangan biarkan karena alat komunikasi tersebut yang dekat menjadi jauh dan sebaliknya.

Manfaatkan waktu bersama yang berkualitas dengan saudara-saudara kita, jangan biarkan momen kebersamaan itu hilang gara-gara semuanya sibuk sendiri dengan handphone masing-masing.

Pesan kedua yaitu jaga perasaan siapa lawan bicara kita. Jangan buat pertanyaan yang menyinggung atau hal-hal yang tidak nyaman baginya. Hindarilah perkataan-perkataan yang menjurus kepada hal-hal sifatnya pribadi. Misalnya, mana nih pasangannya?" (padahal ia masih sendiri).

Jangan nodai momen bahagia tersebut dengan sesuatu yang dapat merusak suasana atau mood seseorang. Allahu'alam. (Amha/)

Google Plus
    Komentar Lewat Blog
    Komentar Lewat Facebook

0 komentar:

Posting Komentar