Ramadhan Sebentar Lagi

Berbagai iklan di televisi sudah mulai menyambut datangnya bulan suci ramadhan. Bahkan baliho dan masjid-masjid juga sudah gencar mengumumkan kegiatan agenda Ramadhan nanti. Hanya tinggal hitungan hari, kita akan betemu dengan bulan yang mulia ini.

Di masjid dekat toko buku Togamas yang biasa saya kunjung rutin di akhir pekan atau pas waktu luang, sudah dihias dengan lampu kelap-kelip. Halaman depannya juga sudah didekor dengan pohon kelapa dari styrofoam. Seolah menggambarkan suasana padang pasir. Nama masjidnya ash-shobar. Kegiatannya lumayan aktif dan kegiatan-kegiatan pengajiannya juga hidup. Termasuk jamaah jumatanya juga sering membeludak.

Suasana-suasan Ramadhan sudah mulai terasa. Kira-kira bagaimana dengan diri kita? Sudah ada persiapan belum nih buat menyambut kedatangan bulan yang agung ini? Masak gak ada persiapan sama sekali, kan aneh. Mau kedatangan saudara ajah pasti siap-siap bikin kue. Minimal membeli kue buat menjamunya di rumah atau untuk dibawa pulang. Kalau ini bukan sekedar tamu biasa, tapi tamu yang ter-amat dan ter-sangat istimewa.

Jika tidak ada hal yang dilakukan untuk menyambutnya, jangan harap bakal dapat keutamaannya. Ini logika dasarnya. Imbasnya, bisa-bisa semangat di awal doang, baru dapat dua atau tiga hari saja, sudah loyo. Tahu sendiri tantangannya pas puasa gede banget. Atau memulai semua kagiatan baru dimulai pas bulan Ramadhan hari pertama. Perasaan, kalau mau main bola aja ada pemanasan dulu, iya gak?

Jadi, persiapan itu penting. Supaya semuanya bisa sesuai rencana. Jika tidak terlaksana semua, minimal kita punya target yang jelas selama menjalani ibadah puas nanti. Yakinlah, persiapan yang dilakukan, akan membentuk sebuah kebiasaan. Nah, kebisaan itulah yang akhirnya menjadikan semuanya terasa mudah. Semakin biasa, semakin ringan. Sebaliknya, jika tidak biasa maka akan terasa sukar.

Oleh karenanya, yuk kita buat ramadhan esok lebih baik. Peningkatan amal ibadah juga meningkat, dan yang terpenting selepas ramadhan pun amaliyah kita tetap ajeg dan konsisten. Bukankah keistiqamahan itu yang kita inginkan? Sebab istiqamah itu lebih baik dari seribu karomah --Alistiqamatu khauru min alfi karamah.

Untuk itu, mari kita sama-sama sambut ramadhan dengan penuh kegembiraan, kekhusyukan, kesadaran penuh dan juga semangat penuh. Dengan modal ini kita jadikan target ramadhan lebih berarti. Masak tiap tahun, tidak ada sama sekali peningkatan. Bukankah hari ini harus lebih baik dari hari kemarin? Setiap hari saja harus ada grafik peningkatan, apalagi selama satu tahun.

Jika yang terjadi adalah penurunan grafik maka rugilah kita. Bisa jadi cahaya itu semakin redup dan jauh dari paparan sang mahakuasa. Yuk cepat-cepat sadari diri dan kembali untuk mendekat. Sebab tak ada apa pun yang bisa kita bawa nanti, selain amal ibadah selama hidup di dunia. Hari ini boleh sehat, kuat, banyak kesempatan dan lainnya. Tapi esok, kita tidak akan pernah tahu nanti seperti apa.

Selama kita bisa berbuat baik dan berjalan di jalan yang lurus, semoga nanti kita diwafatkan dalam keadaan husnul khatimah. Allahu'alam.[/]
__

Google Plus
    Komentar Lewat Blog
    Komentar Lewat Facebook

0 komentar:

Posting Komentar